Skip to main content

RANGKUMAN BAB V : MENYAJIKAN TEKS DISKUSI

 Teks diskusi disusun untuk menyajikan pendapat, sudut pandang, atau perspektif yang berbeda terhadap suatu permasalahan. Gagasan dan argumen dari semua sisi dievaluasi sebelum menentukan keputusan. Teks diskusi (lisan maupun tulis) dapat menguji topik yang kontroversial, menggunakan argumen secara langsung terhadap topik, dan harus meyakinkan.


A.  Mengidentifikasi Informasi Teks Diskusi

  • Membaca dengan teliti 
  • Menentukan pokok pikiran paragraf 
  • Mendiskusikan jika ada yang mau didiskusikan

B. Menyimpulkan Isi Teks Diskusi

Menyimpulkan isi teks dengan memperhatikan struktur dari teks diskusi. Biasanya kesimpulan teks diskusi berada di akhir teks.


C. Menelaah teks diskusi 

Struktur Teks Eksposisi
  • Pendahuluan
  • Pikiran utama
  • Alasan dan bukti pendukung
  • Simpulan 
Struktur Teks Diskusi 

  • Pendahuluan
  • Gagasan utama satu sudut pandang.
  • Gagasan utama sudut pandang lain.
  • Simpulan 

Ciri Kebahasaan Teks Diskusi 

  • Kalimat yang digunakan dalam teks diskusi yang menunjukkan waktu sekarang karena biasanya berbicara tentang permasalahan aktual. 
  • Kata yang mewakili perasaan membawa emosi dari pandangan penulis dan pikiran.
  • Kata emotif 
  • Bahasa evaluative untuk mengkaji argument dan bukti pendukung
  • Derajat kepastian
  • Konjungsi dan penanda kohesi-koherensi

Konjungsi 

Berfungsi untuk menghubungkan dua pikiran atau dua pengertian. Dan untuk menandai hubungan setara, penambahan, atau menandai hubungan pemilihan, tetapi menandai hubungan pertentangan, perlawanan.


D. Menyajikan Teks Diskusi

  • Gunakan judul dengan bahasa yang menarik perhatian
  • Mulai pendahuluan dengan pernyataan retoris
  • Mulai pendahuluan dengan bahasa yang sarat emotif
  • Mulai pendahuluan dengan penggunaan kata ganti personal untuk melibatkan pembaca
  • Mulai pendahuluan dengan pernyataan topik yang jelas

Comments

Popular posts from this blog

SENI MAKANAN TRADISIONAL : PERPADUAN RASA, BUDAYA, DAN TRADISI

  Makanan tradisional lebih dari sekadar hidangan. Di balik kelezatannya, tersimpan kisah panjang yang mencerminkan identitas budaya, nilai-nilai tradisi, dan keindahan seni memasak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Indonesia, dengan kekayaan etnis dan ragam budaya, menjadikan seni makanan tradisional sebagai salah satu warisan yang sangat berharga. Setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri, baik dari bahan, teknik memasak, hingga filosofi yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana seni makanan tradisional menjadi simbol perpaduan rasa, budaya, dan tradisi yang memperkaya kehidupan masyarakat. Rasa sebagai Identitas Seni makanan tradisional tidak bisa dipisahkan dari rasa. Setiap masakan tradisional memiliki ciri khas rasa yang mencerminkan daerah asalnya. Misalnya, kuliner Minang seperti rendang dan gulai identik dengan rasa pedas dan kaya rempah, mencerminkan karakter masyarakatnya yang kuat dan berani. Sebaliknya, masakan Jawa seper...

MENELUSURI JEJAK RENDANG : DARI TRADISI KE DUNIA

   Rendang, sebuah hidangan tradisional khas Minangkabau, telah menjadi ikon kuliner Indonesia yang mendunia. Hidangan ini tidak hanya memikat karena rasanya yang kaya, tetapi juga karena nilai sejarah, budaya, dan filosofinya yang dalam. Dari dapur tradisional Minangkabau hingga daftar makanan terbaik dunia, rendang menyimpan kisah panjang yang patut kita telusuri. Asal Usul Rendang Rendang berasal dari Sumatera Barat, tempat masyarakat Minangkabau menetap. Hidangan ini berakar pada tradisi memasak yang erat kaitannya dengan nilai-nilai adat dan budaya. Dalam tradisi Minangkabau, memasak rendang bukan sekadar aktivitas kuliner, melainkan juga bentuk ekspresi budaya dan filosofi hidup. Rendang awalnya berkembang sebagai makanan yang tahan lama. Dalam masyarakat agraris Minangkabau, di mana transportasi dan penyimpanan makanan menjadi tantangan, rendang menjadi solusi yang sempurna. Proses memasak yang lama dengan santan dan rempah-rempah menghasilkan makanan yang awet hingga b...

ANALISIS BUKU FIKSI

1. Judul: Elegi Haekal 2. Penulis: Dhia'an Farah 3. Jumlah halaman: 300 halaman 4. Tema: Tema yang terdapat pada novel Elegi Haekal adalah tema percintaan seorang anak SMA yang berbalut problem di dalamnya. Elegi haekal menceritakan kisah seorang anak yang berusaha mencari kasih sayang dan simpati dari mamanya. 5. Sinopsis: Haekal Hanasta adalah mahasiswa hukum yang baru berusia 17 tahun. Haekal dikenal sebagai sosok lelaki yang tampan dan berkharisma. Namun, di balik kelebihannya itu, Haekal menyimpan banyak masalah besar di baliknya. Haekal tidak pernah merasakan kasih sayang dari sang ibu. Di usianya yang sudah remaja, jika banyak anak seumurannya sedang dalam masa pubertas dan risih bila diberikan terlalu banyak perhatian oleh orang tuanya, Haekal justru sangat mendambakan hal itu. Haekal rela melakukan apa pun untuk sekali saja, hanya sekali, mendapatkan kasih sayang dari sang Mama. Dan dia tidak membutuhkan apa-apa lagi. Haekal rela melakukan banyak hal supaya sang ibu bisa m...