Skip to main content

RANGKUMAN BAB VIII SEMESTER II : MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DENGAN MENCINTAI BUKU NONFIKSI

 Buku nonfiksi bersumber dari fakta dan data secara objektif. Misalnya, buku pelajaran, ensiklopedia, esai, jurnal, buku dokumenter, biografi, atau laporan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, dan disertasi).

 Rangkuman (ringkasan) merupakan hasil menyarikan semua gagasan pokok (intisari) sebuah tulisan atau buk menjadi bentuk yang ringkas deng: tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang sesuai dengan teks aslinya.

Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi
  • Buku Fiksi
  1. Sampul buku
  2. Pokok bab buku
  3. Judul bab (opsional)
  4. Tokoh dan penokohan
  5. Tema cerita
  6. Bahasa yang digunakan
  7. Penyajian alur cerita
  • Buku Nonfiksi
  1. Sampul buku
  2. Pokok bab buku
  3. Judul bab dan subbab
  4. Isi buku
  5. Cara menyajikan isi buku
  6. Bahasa yang digunakan
  7. Sistematika penulisan
Langkah-Langkah Merangkum Isi Buku Dengan Peta Pikiran
  1. Tulislah judul buku di tengah-tengah kertas dan berilah ikon
  2. Buat cabang utama yang berkaitan dengan topik dalam buku dengan warna berbeda
  3. Kembangkan setiap cabang utama dalam beberapa subcabang
  4. Usahakan setiap cabang diberi label dengan kata kunci
  5. Gunakan garis-garis penghubung agar mudah memahami alur dan urutannya
  6. Buatlah garis pengingat jika ada kaitan antara subcabang yang berbeda
Langkah-Langkah Menyusun Tanggapan Terhadap Buku
  1. Bacalah buku dengan saksama sampai tuntas
  2. Tandai bagian-bagian buku yang dianggap menarik untuk ditanggapi
  3. Susunlah tanggapan secara objektif dengan alasan logis dan masuk akal
  4. Baca ulang tanggapan, perbaiki jika ada kesalahan


Comments

Popular posts from this blog

SENI MAKANAN TRADISIONAL : PERPADUAN RASA, BUDAYA, DAN TRADISI

  Makanan tradisional lebih dari sekadar hidangan. Di balik kelezatannya, tersimpan kisah panjang yang mencerminkan identitas budaya, nilai-nilai tradisi, dan keindahan seni memasak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Indonesia, dengan kekayaan etnis dan ragam budaya, menjadikan seni makanan tradisional sebagai salah satu warisan yang sangat berharga. Setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri, baik dari bahan, teknik memasak, hingga filosofi yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana seni makanan tradisional menjadi simbol perpaduan rasa, budaya, dan tradisi yang memperkaya kehidupan masyarakat. Rasa sebagai Identitas Seni makanan tradisional tidak bisa dipisahkan dari rasa. Setiap masakan tradisional memiliki ciri khas rasa yang mencerminkan daerah asalnya. Misalnya, kuliner Minang seperti rendang dan gulai identik dengan rasa pedas dan kaya rempah, mencerminkan karakter masyarakatnya yang kuat dan berani. Sebaliknya, masakan Jawa seper...

MENELUSURI JEJAK RENDANG : DARI TRADISI KE DUNIA

   Rendang, sebuah hidangan tradisional khas Minangkabau, telah menjadi ikon kuliner Indonesia yang mendunia. Hidangan ini tidak hanya memikat karena rasanya yang kaya, tetapi juga karena nilai sejarah, budaya, dan filosofinya yang dalam. Dari dapur tradisional Minangkabau hingga daftar makanan terbaik dunia, rendang menyimpan kisah panjang yang patut kita telusuri. Asal Usul Rendang Rendang berasal dari Sumatera Barat, tempat masyarakat Minangkabau menetap. Hidangan ini berakar pada tradisi memasak yang erat kaitannya dengan nilai-nilai adat dan budaya. Dalam tradisi Minangkabau, memasak rendang bukan sekadar aktivitas kuliner, melainkan juga bentuk ekspresi budaya dan filosofi hidup. Rendang awalnya berkembang sebagai makanan yang tahan lama. Dalam masyarakat agraris Minangkabau, di mana transportasi dan penyimpanan makanan menjadi tantangan, rendang menjadi solusi yang sempurna. Proses memasak yang lama dengan santan dan rempah-rempah menghasilkan makanan yang awet hingga b...

ANALISIS BUKU FIKSI

1. Judul: Elegi Haekal 2. Penulis: Dhia'an Farah 3. Jumlah halaman: 300 halaman 4. Tema: Tema yang terdapat pada novel Elegi Haekal adalah tema percintaan seorang anak SMA yang berbalut problem di dalamnya. Elegi haekal menceritakan kisah seorang anak yang berusaha mencari kasih sayang dan simpati dari mamanya. 5. Sinopsis: Haekal Hanasta adalah mahasiswa hukum yang baru berusia 17 tahun. Haekal dikenal sebagai sosok lelaki yang tampan dan berkharisma. Namun, di balik kelebihannya itu, Haekal menyimpan banyak masalah besar di baliknya. Haekal tidak pernah merasakan kasih sayang dari sang ibu. Di usianya yang sudah remaja, jika banyak anak seumurannya sedang dalam masa pubertas dan risih bila diberikan terlalu banyak perhatian oleh orang tuanya, Haekal justru sangat mendambakan hal itu. Haekal rela melakukan apa pun untuk sekali saja, hanya sekali, mendapatkan kasih sayang dari sang Mama. Dan dia tidak membutuhkan apa-apa lagi. Haekal rela melakukan banyak hal supaya sang ibu bisa m...